Bahasa Indonesia Sebagai Pemersatu Bangsa
Abstract
Bahasa daerah berperan penting sebagai identitas budaya dan alat pelestarian warisan budaya. Studi ini mengkaji penggunaan bahasa Bugis-Makassar oleh mahasiswa Universitas Hasanuddin di Sulawesi Selatan, Indonesia, melalui metode kuantitatif dan kualitatif. Data diperoleh dari observasi dan kuesioner online yang diisi oleh 43 responden dari berbagai fakultas. Temuan menunjukkan bahwa 59,5% mahasiswa masih aktif menggunakan bahasa daerah di kampus, dengan bahasa Makassar lebih dominan dibanding bahasa Bugis, namun keduanya tetap terpelihara. Penggunaan bahasa BugisMakassar ini menandakan kontinuitas dalam pemertahanan bahasa daerah, meskipun menghadapi tantangan globalisasi dan dominasi budaya lain. Penggunaan bahasa ini juga berpengaruh pada interaksi sosial di kampus dan membantu mempertahankan identitas kultural. Penelitian ini menyoroti peran
vital lembaga pendidikan seperti Universitas Hasanuddin dalam mendukung penggunaan bahasa daerah sebagai bagian dari diversitas budaya. Universitas Hasanuddin sebagai pusat akademis memiliki peran strategis dalam mengadvokasi kebijakan yang mendukung penggunaan bahasa daerah di lingkungan akademik. Implikasi ini memerlukan partisipasi lebih dari pemerintah dan masyarakat sipil untuk memastikan keberlangsungan bahasa daerah di era globalisasi. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti pentingnya dialek Makassar yang unik dalam ekspresi budaya seperti sumpah Angngaru’, yang berperan penting dalam upaya pelestarian bahasa.
Kata Kunci: Pelestarian bahasa Identitas budaya Dinamika bahasa Multilingualisme Hegemoni Budaya
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.